Minggu, 11 September 2016

56 Tahun Mengabdi, C-130B Hercules A-1303 Siap Mengudara Lagi

usai-menjalani-perbaikan-pesawat-hercules-c-130-b-lakukan-uji-terbang

Usia 56 tahun bagi manusia sudah tergolong lanjut, tanpa treatment yang baik, maka kondisi tubuh akan cepat melorot. Begitu pun dengan Lockheed Martin C-130B Hercules, sejak didatangkan pada tahun 1960, faktanya armada C-130B Hercules TNI AU masih terus dioperasikan. Seperti salah satunya pada C-130B Hercues nomer registrasi A-1303 dari Skadron Udara 32 yang belum lama ini telah merampungkan program upgrade dan retrofit tingkat berat.

Retrofit yang dilakukan terhadap pesawat angkut berat yang sangat berjasa dalam Operasi Seroja ini mencakup penggantian pada struktur outer wing, rainbow fitting, engine truss mount,fuselage main tructure, overhaul propeller, perbaikan dan mengganti 4 assy engine low performace, penggantian sistem gas turbine compressor (GTC) dengan APU (Auxilary Power Unit) dan ECS (Evironmental Control System) module.

a1303-indonesian-air-force-lockheed-c-130-hercules_planespottersnet_374971

Komponen avionic juga mendapat peremajaan dengan mengganti seluruh sistem E4 menjudi FCS 105, mengganti sistem radio altimeter AL-101 menjadi radio altimeter 4000 dan memasang sistem Enhanced Traffic Alert Collision Avoidance System dengan ATC/mode S Transponder (ETCAS-CAS 100). Proses penggarapan retrofit dilaksanakan oleh Airod Sdn Bhd Malaysia dengan melibatkan sembilann teknisi dari Malaysia dan empat belas teknisi dari Indonesia yaitu para purnawirawan Depohar 10. Untuk jadwal selanjutnya, ada empat unit C-130B Hercules TNI AU lagi yang akan melaksanakan retrofit dan upgrade di Malaysia.

hl

C-130B adalah varian awal dari keluarga Hercules yang dimiliki TNI AU. Karena banyak mengalami kerusakan dan suku cadang, beberapa C-130B tidak lagi beroperasi sejak beberapa tahun belakangan.

Setelah menjalani proses retrofit dan upgrade, C-130B A-1303 Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang itu berhasil menjalani uji terbang (test flight) perdana oleh Letkol Pnb Subhan di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Rabu (7/9/2016). C-130B/A-1303 merupakan satu dari 10 unit C-130B Hercules pertama yang dimiliki Indonesia sejak tahun 1960. Pesawat Hercules Tipe B merupakan “hasil barter” Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat yang menginginkan dibebaskannya Allan L. Pope, pilot bayaran berkewarganegaraan AS yang ditawan pemerintah Indonesia kala itu.

Skadron Udara 32 secara keseluruhan diperkuat belasan pesawat Hercules tipe C-130B/H dan C-130BT. Diantaranya ada dua pesawat yang punya kemampuan sebagai tanker, yakni pesawat dengan nomer registrasi A-1309 dan A-1310. Merujuk informasi dari buku “Hercules Sang Penjelajah – skadron udara 31,” disebutkan C-130 Hercules dengan nomer registrasi A-1309 dan A-1310 sudah resmi digunakan TNI AU sejak 18 April 1961. Awalnya kedua pesawat punya peran reguler sebagai pesawat angkut berat dan penunjang operasi linud, baru kemudian pesawat dimodifikasi untuk ditambahkan kemampuan sebagai tanker bagi jet tempur. Sayangnya Hercules registrasi A-1310 telah jatuh (total crash) di Medan pada Juli 2015. (Bayu Pamungkas)
 

Leopard 2 Fahrschulpanzer: Wahana Latih Pengemudi MBT Leopard 2A4 TNI AD

leopard-2-tni

Setelah lama berkutat menggunakan tank ringan (light tank), hadirnya Leopard 2A4 dan 2A4 Ri menandakan arah perubahan besar kavaleri TNI AD sebagai pengguna MBT (Main Battle Tank). Karena MBT yang didatangkan dari Jerman lumayan banyak (total 103 unit), maka program pelatihan awak dan transisi pengemudi MBT menjadi sesuatu yang krusial. Sebagai ‘flagship’ alutsista TNI AD, tingkat kesiapan tempur MBT Leopard jelas harus terjaga dan pastinya kemampuan awaknya harus terasah.

Mengemudi ranpur lapis baja seberat 60 ton sudah barang tentu butuh kemampuan khusus. Dan memang sudah menjadi standar bagi negara pemilik Leopard bila menggunakan wahana Drive Training Vehicle (DVT) yang dirancang khusus dari basis MBT Leopard. Khusus untuk melatih pengemudi MBT Leopard, dalam paket pembelian tank ini juga disertakan Leopard 2 Fahrschulpanzer. Dari desainnya, Leopard 2 Fahrschulpanzer mengacu pada Leopard 2A4, bedanya pada tank latih ini posisi kubah meriam digantikan dengan kabin observasi untuk pelatih.

bw_leo2a4_fahr_007

leopard2fahrschulpanzer


bw_leo2a4_fahr_039

Kabin observasi di Leopard 2 Fahrschulpanzer dibuat permanen, jadi jangan harap kabin ini bisa berputar layaknya kubah meriam. Agar mendekati kondisi sebenarnya, tank latih ini juga dilengkapi laras, tapi ini hanya dummy. Kabin untuk pelatih ini punya sudut pandang lumayan lebar dan bisa melihat ke belakang. Sementara posisi siswa duduk di kursi pengemudi tank seperti biasa. Seperti halnya pelatih (instruktur) di sekolah kemudi, pelatih dilengkapi sistem kendali override (ambil alih) bila suatu waktu terjadi kondisi kritis saat siswa melakukan kegagalan. Yang bisa di override mencakup kemudi, pedal gas dan rem.

bild_001

Di dalam kabin juga terdapat dua buah kursi untuk siswa latihan lain (cadangan siswa) mengobservasi. Posisi kursi cadangan siswa ini terletak di kiri-kanan kursi instruktur dan diposisikan lebih ke belakang. Tiga kursi di kabin sudah dilengkapi dengan dengan helm yang terintegrasi dengan secure intercomm-set, sehingga arahan instruktur kepada pengemudi bisa dilakukan secara langsung, dan arahan tersebut juga diketahui oleh cadangan pengemudi, termasuk koreksi yang diberikan pelatih kepada siswa yang sedang mengemudi. Hal ini meningkatkan efektivitas pelatihan, sehingga saat saat tiba giliran cadangan pengemudi melaksanakan latihan, hasil latihan akan lebih optimal.

15-leo-proc

Leopard 2 Fahrschulpanzer kini sehari-hari menjadi perangkat latih pada di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI AD (Pusdikkav). Sebagai wahana latih, lingkup operasi tank ini biasanya berada di kawasan Padalarang, Jawa Barat. Beberapa pola latihan yang digelar mencakup materi mengemudi klep tertutup (Close Down Hatch Driving) taktis dan manuver. (Bayu Pamungkas)
 

Simulator FFMS C-130H Hercules Telah Terpasang di Lanud Halim Perdanakusuma

Suasana di kokpit simulator C-130H Hercules TNI AU.
Suasana di kokpit simulator C-130H Hercules TNI AU.
Di bulan Maret lalu, telah dilakukan proses pengiriman simulator FFMS (Full Flight Mission Simulator) C-130H Hercules yang berasal dari bekas pakai AU Australia (RAAF). Dan kabar terbaru, kini simulator tersebut telah berhasil terpasang di gedung Fasilitas dan Latihan (Faslat) Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma. Pengadaan simulator ini merupakan bagian dari paket pembelian lima unit C-130H Hercules bekas pakai AU Australia.

Meski proses instalasi simulator C-130H Hercules telah rampung, sejatinya proses pembangunan Faslat Wing 1 telah dimulai sejak bulan Oktober 2015. Simulator FFMS Hercules yang baru saja terpasang Lanud Halim Perdanakusuma berasal dari Skadron 285 yang bermarkas di Lanud Richmond. Lanud ini adalah salah satu pangakalan udara terbesar dan tertua RAAF yang berlokasi di negara bagian NSW (New South Wales). Dikutip dari defence.gov.au, proses pembongkaran dan pengiriman simulator sudah dilakukan sejak 9 – 11 Maret 2016. Meski berstatus bekas pakai, simulator C-130H Hercules Australia sudah mendapat upgrade TTCU (Tactical Training Capability Upgrade).

20160309raaf8558864_066.t56f1b28f.m800.x5dd1303a

20160321raaf8558864_050.t56f1b2ac.m800.xd6e27674

Simulator C-130H Hercules yang datang dari Australia ini merupakan produksi CAE Electronics Ltd, Kanada. Adanya simulator ini sangat membantu para awak pesawat untuk bisa meningkatkan kemampuan mereka, karena semua prosedur latihan yang ada dapat dilaksanakan, terutama yang berkaitan dengan emergency procedure. Meski dengan jam terbang dan kesiapan pesawat yang terbatas, semuanya bisa dimaksimalkan karena latihan bisa tetap dilaksanakan lewat simulator, bahkan untuk latihan-latihan yang tak mungkin dilaksanakan di pesawat sebenarnya. Salah satu sasaran terbang simulator adalah melatih crew coordination/crew resource management (CRM), terutama dalam menghadapi situasi emergency.

Simulator C-130H Hercules TNI AU yang kini eksisting di Lanud Halim Perdanakusuma.
Simulator C-130H Hercules TNI AU yang kini eksisting di Lanud Halim Perdanakusuma.
Dalam operasional FFMS, selain melibatkan pihak CAE Electronics Australia, juga mendapat dukungan dari Airbus Group Australia Pacific. Simulator C-130 di lingkup TNI AU bukan barang baru, sejak tahun 2000, di Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma sudah ada simulator C-130. (Gilang Perdana)
 
(id) 

Perkuat Lantamal, TNI AL Luncurkan Tiga Unit KAL 28M Propeller

5

Armada peronda Lantamal (Pangkalan Utama Angkatan Laut) Koarmabar bertambah lagi, dengan resmi diluncurkannya tiga unit kapal patroli jenis KAL (Kapal Angkatan Laut) 28M Propeller besutan PT Tesco Indomaritim. Ketiga kapal patroli tersebut masing-masing adalah KAL Marapas untuk memperkuat Lantamal IV Tanjung Pinang, KAL Lemukutan untuk Lantamal XII Pontianak dan KAL Bunyu untuk Lantamal XIII Tarakan.

Dari aspek persenjataan, sudah bisa ditebak tidak ada yang mencolok, sebagai kapal patroli di kawasan litoroal Lantamal, KAL 28M memang harus puas dipasangi satu pucuk SMB (Senapan Mesin Berat) DShK-38 atau kanon PSU (Penangkis Serangan Udara) sekelas Oerlikon 20mm. Meski tidak menutup kemungkinan bila keuangan kuat dapat pula dipasag model kanon RCWS (Remote Control Weapon System). Soal RCWS di KAL 28M nampaknya sudah dipersiapkan, ini terlihat dari model desain grafis KAL 28M yang dirilis pihak galangan memperlihatkan jenis kanon RCWS.

4

kal-28-m-propeller

Turut mengemban peran taktis untuk operasi keamanan laut terbatas, TNI AL kini mulai serius melengkapi KAL dengan persenjataan yang lebih maju, meski masih berkutat di SMB kaliber 12,7 mm, model RCWS sebelumnya sudah diterapkan di KAL Mapor (PC-28) buatan PT Palindo Marine.

Kembali ke KAL 28M Propeller, berdasarkan spesifikasi kapal patroli ini punya panjang 28 meter, lebar 5,85 meter, kecepatan maksimum 28 knot, dan mampu berlayar sejauh 648 nuatical mile (1.200 km). Jarak tempuh 1.200 km dapat dicapai bila kapal dipacu dengan kecepatan jelajah 18 knot. Dengan dua propeller, kapal ini disokong mesin 2×1800 BHP. Dalam sekali berlayar, KAL 28M dapat membawa 16 ribu liter bahan bakar dan 4 ribu liter air tawar. KAL 28M Propeller punya bobot penuh 70 ton, dan diawaki oleh 15 personil.

1

3

Ketiga KAL 28M Propeller diresmikan oleh Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi, Senin (5/9) di Jetski Cafe, Pantai Mutiara, Jakarta Utara. Sementara PT Tesco Indomaritim debutnya sudah tak asing dalam pengadaaan kapal untuk TNI. Perusahaan swasta nasional ini yang memproduksi combat boat KMC (Kapal Motor Cepat) Komando untuk Kodam TNI AD dan KAL TNI AL. Tesco Indomaritim sebelum itu juga memproduksi LCU (Landing Craft Utility) yang terintegrasi pada kapal LPD (Landing Platform Dock). PT Tesco Indomaritim telah memproduksi 12 unit tipe KAL 28 Propeller. 4 unit tahun 2015 dan 8 unit tahun 2016. (Gilang Perdana)

Spesifikasi kapal 28M Propeller :
– LOA : 28 m
– Beam : 5,85 m
– Depth : 4,31 m
– Draft : 1,30
– Displacement : 70 MT
– Propulsion : Propeller
– Engine : 2 x 1.800 BHP
– Speed : 28 Knots
 
(id) 

Hughes 500C TNI AU: Sempat Jadi Helikopter Latih Lanjut, Cikal Bakal Heli Serbu Ringan MD530G

MD530G-overview

Dalam ajang Defence Services Asia (DSA) 2016 yang berlangsung bulan April lalu di Kuala Lumpur, Pemerintah Malaysia telah mengumumkan pembelian enam unit helikopter serbu ringan MD530G – (aka AH-6 Little Bird) dari MD Helicopters Inc. Debut helikopter yang kondang sebagai elemen CAP (Close Air Support) di film Black Hawk Down ini memang masif dimanfaatkan satuan Ranger dan Delta Force untuk melakukan raid.

Dari aspek dukungan senjata serta kelincahan dalam bermanuver, bisa dibilang tidak ada yang terlalu istimewa dari MD530G. Poin keunggulan yang kentara lebih karena battle proven, tentu akibat sering diajak beraksi oleh pasukan AS di banyak palagan, seperti salah satunya dalam operasi Gothic Serphent (1993) di Mogadishu – Somalia, suatu operasi militer yang menjadi latar penggarapan film Black Hawk Down karya sutradara Ridley Scott.

md530g_1

Bila dikomparasi dengan Indonesia, TNI AD juga sudah melakukan pengadaan helikopter serbu ringan keluaran baru, yakni AS 550 Fennec buatan Airbus Helicopters. Fennec didapuk sebagai generasi penerus NBO-105 yang kini memang sudah tak diproduksi lagi. Baik MD530G dan AS 550 Fennec, keduanya berasal dari platform helikopter sipil. Ini artinya untuk urusan dukungan sensor dan adopsi persenjataan, semuanya bersifat optional. Rasanya di heli ini Anda tak akan menemukan senapan mesin internal, seperti halnya pada helikopter serbu AH-64 Apache atau Mi-35P Hind.
Hughes 500C TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma.
Hughes 500C TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma.
Pernah terlibat dalam operasi SAR.
Pernah terlibat dalam operasi SAR.
Meski berasal dari platform helikopter sipil, umumya saat beranjak ke versi militer, terdapat penguatan airframe, baling-baling, sampai pada jenis mesin yang lebih powerfull. Bagi penulis, yang menarik adalah melihat sosok MD530G atau Littile Bird, pasalnya di pertengahan tahun 70-an, buyut dari dari MD530G justru sudah mengangkasa di langit Indonesia. Lewat operator Pelita Air Service, setidaknya ada 12 unit Hughes 500C yang pernah dioperasikan maskapai charter milik BUMN Pertamina ini. Pada tahun 70-an, sesuai namanya Hughes 500C masih diproduksi oleh Hughes Helicopters.

H-369HS_640interni_wm-(1)

Berdasarkan lintasan sejarah Hughes 500C, pada tahun 1982 Pelita Air Service mengihibahkan 12 unit helikopter ini untuk TNI AU, yang kemudian 12 unit Hughes 500 diserahkan sebagai kekuatan di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma. Seperti dikutip dari situs tni-au.mil.id, sebelum resmi diserahkan ke TNI AU, sebetulnya heli-heli ini sudah dioperasionalkan oleh personil TNI AU, sehingga ketika pesawat diserahterimakan, kondisi dan kemampuan terbangnya telah dipahami.

Hughes 500C Pelita Air Service PK-PEW di salah satu pantai Papua. (Foto: Bill Perkins).
Hughes 500C Pelita Air Service PK-PEW di salah satu pantai Papua tahun 1976. (Foto: Bill Perkins).
Hughes 500C Pelita Air Service yang dipiloti Bill Perkins saat mendarat di kawasan Sumatera Utara tahun 1976. (Foto: Bill Perkins)
Hughes 500C Pelita Air Service yang dipiloti Bill Perkins saat mendarat di kawasan Sumatera Utara tahun 1976. (Foto: Bill Perkins)
Untuk selanjutnya, Hughes 500C digunakan bagi keperluan pendidikan siswa Sekbang jurusan Helikopter Latih Lanjut. Bila mengacu pada kondisi saat ini, peran Hughes 500C bisa diibaratkan sebagai pendahulu dari helikopter EC-120B Colibiri. Hughes 500C bisa dikata jarang diterbangkan, dengan alasan menurunnya kesiapan operasional helikopter ini, diantaranya terkait suku cadang. Di dekade 90-an, tinggal lima unit Hughes 500C yang siap operasional, yakni H-500C, H-5010, H-5002, H-5003 dan H-5005. Di tahun 1995, penulis kebetulan masih sempat melihat helikopter ini terparkir depan hangar Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Hughes 500C meraih sertifikat kelaikan terbang pada 1966, dalam versi militer kala itu Hughes menghadirkan kembarannya, yaitu OH-6A Cayuse. Hughes 500 ditenagai mesin tunggal Allison 250-C18B. Helikopter ini punya kecepatan maksimum 282 Km per jam, dan kecepatan jelajah 232 Km per jam. Sementara jarak tempuhnya bisa mencapai 605 Km. Berbeda dengan NBO-105 dan EC-120B Colibri, Hiughes 500 tidak dilengkapi ramp door di bagian belakang, pasalnya exhaust engine berada di posisi bawah bagian belakang.

OH-6A Cayuse.
OH-6A Cayuse.
Kembali ke MD530G yang dibeli Malaysia, oleh pabrikannya heli ini disebut sebagai generasi terbaru dari line heli serbu dari keluarga turunan Hughes. Airframenya dibangun dari platform MD530F yang selama ini telah battle proven. Sebagai versi terbaru, landing gear telah diperkuat sehingga dapat memuat kapasitas payload sampai 816 Kg. Dengan payload yang semakin besar, maka racikan senjata yang akan dibawa bisa lebih fleksibel. Sebagai heli serbu ringan bersemin tunggal, bobot kosong MD530G hanya 885 Kg, dan maximum take off gross weight mencapai 1.701 Kg.

MD530G memeng helikopter yang tak hanya ringan, tapi juga mini, sebagai perbandingan adalah postur orang yang berdiri disampingnya.
MD530G memeng helikopter yang tak hanya ringan, tapi juga mini, sebagai perbandingan adalah postur orang yang berdiri disampingnya.
HMP Pod 12,7 mm dan Gatling gun M134D, plus rudal stinger memang jadi racikan andalan MD530G.
HMP Pod 12,7 mm dan Gatling gun M134D, plus rudal stinger memang jadi racikan andalan MD530G.
Bekal senjata favorit yang diusung sudah barang tentu M134D Minigun pod 7,62 mm, FM HMP250 Pod 12,7 mm, roket Hydra 70 2,75 inchi, rudal anti tank TOW, dan rudal stinger. MD530G disokong mesin turbin Roll Royce 250-C30. Kecepatan jelajah heli serbu ini 204 Km per jam, dan kecepatan maksimum 282 Km per jam. Sementara jarak jangkaunya mencapai 426 Km dengan endurance terbang 2,5 jam. Bicara tentang dukungan perangkat sensor navigasi, selain FLIR (Forward Looking Infrared), teknologi helikopter juga telah terintegrasi dengan stores management system dan advanced communication suite. (Haryo Adjie)
 
(id) 

AMX-13 VCI Retrofit: Harapan Memperpanjang Usia Pakai APC Legendaris

1

Sebelum era Alvis Stormer dan M113-A1, empat dekade lebih rampur tracked APC (Armoured Personnel Carrier) TNI AD bersandar pada jenis AMX-13 VCI (Véhicule de Combat d’Infanterie) buatan Perancis. Dari segi usia jangan ditanya, sudah pasti tank APC ini jauh lebih tua dari usia awaknya. Namun jumlahnya yang dua ratusan unit, dan sebagian besar masih serviceable, mendorong TNI AD masih tetap mempertahankan APC ini.

Seiring bergulirnya proyek retrofit AMX-13 versi kanon (light tank) oleh PT Pindad, berlanjut kemudian pada AMX-13 VCI. Seperti halnya hasil retrofit oleh Bengkel Pusat Peralatan TNI AD, AMX-13 VCI retrofitan PT Pindad tidak mengubah desain body hull secara frontal, masih terlihat jelas identitas konfigurasi alur roda rantai AMX-13 yang khas. Namun bila diperhatikan dari depan, akan nampak juga sentuhan perubahan, terutama pada bodi cover area mesin di bagian depan (samping depan pengemudi). Bila sebelumnya dibuat pola plat miring ‘tajam’ khas tank Perang Dunia II, maka pada hasil retrofit pola plat dibuat miring hanya sekitar 15 derajat, menjadikan AMX-13 kini tak perlu lagi plat bemper. Di AMX-13 VCI retrofit juga tak terlihat lagi sosok roda serep yang menjadi identitas keluarga AMX-13.
AMX-13 VCI dengan body hull orisinil.
AMX-13 VCI dengan body hull orisinil.
AMX-13 VCI retrofit dengan perubahan body hull bagian depan.
AMX-13 VCI retrofit dengan perubahan body hull bagian depan.
AMX-13 VCI retrofit dengan kubah tertutup penuh.
AMX-13 VCI retrofit dengan kubah tertutup penuh.
AMX-13 VCI hasil retrofit Bengkel Pusat Peralatan Angkatan Darat.
AMX-13 VCI hasil retrofit Bengkel Pusat Peralatan Angkatan Darat.
Dari foto-foto yang diperlihatkan, sayangnya retrofit belum menyentuh pada elemen persenjataan. Nampak AMX-13 VCI retrofit masih mengandalkan kubah terbuka untuk SMB (Senapan Mesin Berat) M2HB Browing 12,7 mm. Disampiung itu, PT Pindad juga menghadirkan versi AMX-13 retrofit dengan kubah tertutup full, tapi sayang belum mengadopsi model RCWS (Remote Control Weapon System).
Posisi exhaust yang terbuka pada AMX-13 VCI versi orisinil.
Posisi exhaust yang terbuka pada AMX-13 VCI versi orisinil.
Posisi exhaust yang telah diberi plat pelindung di AMX-13 VCI retrofit.
Posisi exhaust yang telah diberi plat pelindung di AMX-13 VCI retrofit.

Perubahan lain yang bisa dinikmati dari hasil retrofit oleh Pindad ada di bagian exhaust, bila sebelumnya knalpot terpampang tanpa pelindung, maka di AMX-13 VCI retrofit posisi knalpot telah diberi plat pelindung. Lain dari itu, AMX-13 VCI retrofit juga menghadirkan beberapa modifikasi pada jenis tranmisi, suspensi, dan kaki.

Standar AMX-13 menggunakan mesin SOFAM 8Gxb yang memiliki 8 silinder dan berpendingin air dan berbahan bakar bensin, mampu menyemburkan daya 270 bhp pada 3.200 rpm sehingga AMX-13 dapat mencapai kecepatan maksimal 65km/jam. Konsumsi bensin inilah yang dipandang memberatkan dalam sisi operasional.

2

Barulah pada awal 2014, prototipe AMX-13 retrofit berhasil dirampungkan dan sosoknya telah dipublikasikan. AMX-13 hasil retofit terbaru ini memiliki tampang yang sedikit berbeda dengan aslinya. Untuk hull misalnya, terpaksa ditambah panjang sekitar 20cm untuk mengakomodir mesin anyar. Mesinnya sendiri memakai produk Navistar dari Amerika Serikat dengan daya sebesar 400HP. (Son)
 
(id) 

Minggu, 04 September 2016

North Sea Boats X2K Special Forces: Andalkan Akselerasi dan Kecepatan Hingga 60 Knot!

25886-7017397

Tidak hanya pasukan elite Inggris SAS (Special Air Service) yang mempunyai unit SBS (Special Boat Service), sebagai unit spesialis pertempuran laut khusus yang kenyang pengalaman operasi, Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL juga mempunyai detasemen VI Special Boat Unit. Peran dari detasemen ini mencakup penanganan dan penggunaan perahu-perahu/boat khusus untuk memberikan dukungan pada detasemen-detasemen lainnya dalam melaksanakan operasi umum dan operasi khusus.

Meski wahana dan persenjataan yang dimiliki Kopaska lumayan banyak ragamnya, namun bisa dibilang special boat yang disebut sebagai RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) atau RIB (Rigid Inflatable Boat) menjadi ciri khas dari kehadiran satuan Kopaska. Sifat RIB yang mudah dalam mobilitas, yakni dapat dilepaskan dari kapal patroli, korvet, LPD (Landing Platform Dock), LST (Landing Ship Tank), dan frigat, menjadikan RIB sebagai wahana favorit yang paling cepat digelar di suatu area yang butuh penanganan. Ambil contoh saat RIB digunakan Kopaska dalam misi pengamanan rombongan Presiden Jokowi saat bertandang ke Perairan Natuna beberapa waktu lalu.

120531-N-IA840-346Kopaska-NDU

Detasemen VI Kopaska sendiri memiliki beberapa tipe RIB, baik buatan lokal dan impor, masing-masing menawarkan kendalan yang berbeda. Ada yang mengutamakan akselerasi dan kecepatan, efisiensi bahan bakar sampai kemampuan memotong gelombang. Nah, diantara tipe RIB Kopaska, yang cukup diandalkan untuk akselerasi dan kecepatan adalah X2K Special Forces buatan PT Lundin Industry Invest (North Sea Boats).

X2K Special Forces mampu melaju hingga kecepatan 40 knot, bahkan dalam spesifikasinya disebut X2K Special Forces 2x outboard engine 700 HP sanggup dibawa ngebut sampai kecepatan 50 – 60 knot (111 Km per jam). Bahan bakarnya menggunakan solar hypalon 1500 GSM. Kedua mesin menempel pada bagian yang rigid dilengkapi dengan sistem hidrolis yang mampu mengatur seberapa dalam baling-baling tenggelam di air serta menaikkan mesin saat tidak digunakan agar tidak selalu terendam air laut. Selain itu RIB tidak menggunakan daun kemudi selayaknya kendaraan air, namun menggunakan sistem hidrolis yang mampu membelokkan baling-baling berikut mesinnya. Inilah yang membuat olah gerak RIB begitu lincah.

ok-1

IMG_20141008_090334

Konstruksi RIB ini terdiri dari model hull infused vinylester composite, tubes, hypalon, PVC (polyvinyl chloride), PU (polyurethane) dan wheelhouse. Secara umum RIB memiliki dua bagian utama, yaitu bagian tetap atau rigid dan bagian yang dapat dikembangkempiskan dan bersifat inflatable. Bagian yang bersifat rigid ada pada lunas perahu, sehingga memungkinkan perahu punya kemampuan aerodinamis yang cukup baik. Selain itu juga memperkecil gesekan antara air laut dengan badan perahu. Efeknya, perahu memiliki kemampuan olah gerak tinggi.

X2K Special Forces sebelum diserahkan ke pihak TNI AL.
X2K Special Forces sebelum diserahkan ke pihak TNI AL.
Sedangkan bagian yang bersifat inflatable berada pada bagian lambung atas yang mengelilingi badan perahu sampai buritan. Bagian ini berupa badan karet berisi udara yang terdiri dari sekat-sekat terpisah. Sehingga, apabila terjadi kebocoran pada satu bagian tidak mempengaruhi bagian lainnya. Kelebihan lain dari bagian ini adalah bobotnya yang relatif ringan. Efek yang ingin dicapai dari perpaduan semua ini adalah perahu dapat melaju dengan kecepatan tinggi.

X2K Special Forces dengan berat 2,3 ton dapat membawa 14 personel (awak dan penumpang), menunjang operasi khusus, RIB ini juga dibekali fasilitas radar, radio VHF (Very High Frequency), GPS (Global Positining System) dan AIS . Sebagai sumber tenaga tersedia 12 DC baterai dengan inbuild charger 220 Volt. Sementara untuk persenjataan, pada bagian depan tersedia dudukan untuk dipasangi SMB (Senapan Mesin Berat) kaliber 12,7 mm atau senapan mesin sedang kaliber 7,62 mm. Umumnya Kopaska memasang FN MAG 7,62 mm pada X2K Special Forces. (Gilang Perdana)

Spesifikasi X2K Special Forces
• Length over all: 11,3 meter
• Beam over all: 3,2 meter
• Beam of hull: 2,3 meter
• Draught: 0,87 meter
• Displacement: 2.350 kg
• Fuel capacity: 600 liter
• Tube diameter: 460 – 560 mm